Profil Desa Srengseng
Ketahui informasi secara rinci Desa Srengseng mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Srengseng di Kecamatan Pagerbarang, Kabupaten Tegal, sebuah wilayah agraris yang vital. Temukan data demografi, potensi ekonomi berbasis pertanian, kondisi geografis, serta dinamika pemerintahan dan sosial masyarakat desa di jantung Jawa Tenga
-
Pusat Pertanian
Desa Srengseng merupakan salah satu penopang utama sektor pertanian di Kecamatan Pagerbarang, dengan sebagian besar lahannya didedikasikan untuk persawahan.
-
Demografi Stabil
Dengan jumlah penduduk lebih dari 2.800 jiwa, desa ini memiliki struktur demografi yang menjadi fondasi bagi tenaga kerja produktif di sektor agraris dan jasa.
-
Lokasi Strategis di Antara Perbatasan
Terletak di bagian barat Kabupaten Tegal, posisi Desa Srengseng berbatasan langsung dengan wilayah lain, menjadikannya jalur interaksi sosial dan ekonomi yang penting di kawasan tersebut.

Desa Srengseng, sebuah nama yang mungkin belum terdengar gaungnya secara nasional, namun memiliki peran krusial sebagai salah satu pilar penyangga kehidupan agraris di Kecamatan Pagerbarang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Terletak di tengah hamparan lahan produktif, desa ini menjadi representasi denyut nadi perekonomian masyarakat pedesaan yang bersandar pada kesuburan tanah dan ritme alam. Profil ini mengulas secara mendalam mengenai kondisi geografis, demografi, potensi ekonomi, hingga tatanan sosial yang membentuk identitas Desa Srengseng sebagai bagian tak terpisahkan dari Kabupaten Tegal.
Kecamatan Pagerbarang, sebagai rumah bagi Desa Srengseng, dikenal sebagai salah satu lumbung padi di wilayah Tegal. Keberadaannya menopang ketahanan pangan dan menyumbang secara signifikan terhadap produk domestik regional bruto kabupaten. Dalam konteks ini, Srengseng bukan hanya sekadar satuan administratif, melainkan sebuah ekosistem sosial-ekonomi yang hidup, berkembang dan menghadapi tantangannya sendiri. Dengan menggali data dari sumber terpercaya dan melihat fakta di lapangan, potret utuh Desa Srengseng akan tersaji secara objektif dan informatif.
Lokasi Geografis dan Wilayah Administrasi
Secara geografis, Desa Srengseng terletak pada koordinat 7°2′1.21″ Lintang Selatan dan 109°2′23.93″ Bujur Timur. Posisinya berada di bagian barat Kabupaten Tegal, sebuah wilayah yang topografinya didominasi oleh dataran rendah hingga perbukitan landai, menjadikannya sangat cocok untuk aktivitas pertanian, khususnya tanaman padi dan palawija.
Luas wilayah Desa Srengseng secara spesifik tidak tercatat dalam data publik yang tersedia. Namun untuk memberikan gambaran skala, Kecamatan Pagerbarang memiliki total luas wilayah mencapai 6.378,49 hektare. Dari total luas tersebut, sebagian besar merupakan tanah sawah yang mencapai 4.919,07 hektare. Sisanya terdiri dari tanah kering seluas 444,49 hektare, fasilitas umum 228,92 hektare, dan penggunaan lainnya. Melihat dominasi lahan sawah di tingkat kecamatan, dapat dipastikan bahwa bentang alam Desa Srengseng pun didominasi oleh hamparan persawahan yang menjadi tulang punggung utama kehidupan warganya.
Batas-batas wilayah Desa Srengseng secara administratif yakni sebagai berikut:
Sebelah Timur: Berbatasan langsung dengan Desa Jatiwangi.
Sebelah Barat, Utara, dan Selatan: Berbatasan dengan desa-desa lain di lingkup Kecamatan Pagerbarang dan beririsan dengan wilayah perbatasan Kabupaten Brebes di sisi barat kecamatan.
Letak ini menjadikan Desa Srengseng tidak terisolasi, melainkan menjadi bagian dari jejaring antardesa yang saling terhubung baik secara sosial maupun ekonomi. Aksesibilitas menuju pusat kecamatan maupun ibu kota kabupaten menjadi faktor penting yang menunjang perputaran barang dan jasa dari dan ke desa ini.
Pemerintahan dan Demografi Penduduk
Roda pemerintahan di Desa Srengseng berjalan di bawah kepemimpinan seorang Kepala Desa yang dipilih secara demokratis oleh masyarakat. Bersama perangkat desa lainnya, seperti sekretaris desa, kepala urusan (kaur), dan kepala dusun (kadus), pemerintah desa bertugas menyelenggarakan administrasi, melaksanakan pembangunan, melakukan pembinaan kemasyarakatan, serta pemberdayaan masyarakat. Struktur ini memastikan pelayanan publik di tingkat paling dasar dapat berjalan dan menjangkau seluruh warga.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tegal pada tahun 2023, jumlah penduduk Desa Srengseng tercatat sebanyak 2.836 jiwa. Populasi ini terdiri dari 1.270 penduduk laki-laki dan 1.566 penduduk perempuan. Angka ini menunjukkan jumlah penduduk perempuan sedikit lebih banyak dibandingkan laki-laki, sebuah fenomena demografis yang lazim terjadi di banyak wilayah. Jumlah kepala keluarga di desa ini juga mencerminkan kepadatan hunian yang menjadi basis data untuk perencanaan program pemerintah.
Dengan jumlah penduduk tersebut, Desa Srengseng tergolong sebagai desa dengan populasi yang cukup padat untuk standar wilayah pedesaan. Karena data luas wilayah yang pasti belum tersedia, angka kepadatan penduduk per kilometer persegi tidak dapat dihitung secara akurat. Namun, dengan asumsi luas wilayah yang proporsional dengan desa-desa lain di sekitarnya, tingkat kepadatan penduduknya berada pada level medium. Populasi usia produktif di desa ini menjadi motor penggerak utama di sektor pertanian dan sektor informal lainnya, sementara anak-anak dan lansia menjadi bagian dari struktur sosial yang membutuhkan perhatian khusus dalam program pembangunan desa.
Potret Ekonomi dan Nadi Pertanian
Sektor ekonomi Desa Srengseng berdetak seirama dengan sektor pertanian. Hal ini sejalan dengan data tingkat Kecamatan Pagerbarang yang menunjukkan bahwa 47,3% penduduknya bekerja di sektor pertanian, baik sebagai petani pemilik lahan maupun buruh tani. Angka ini merupakan yang tertinggi dibandingkan sektor lainnya seperti jasa (29,6%), perdagangan (2,5%), dan industri rumah tangga (0,5%). Desa Srengseng, dengan hamparan sawahnya yang luas, tentu menjadi kontributor utama dari statistik tersebut.
Komoditas utama yang diandalkan yaitu padi. Siklus tanam padi, mulai dari pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan, hingga panen, menjadi pemandangan sehari-hari dan pusat aktivitas ekonomi warga. Hasil panen tidak hanya digunakan untuk konsumsi lokal, tetapi juga dijual ke pasar-pasar di wilayah Tegal dan sekitarnya, menjadikannya sumber pendapatan utama bagi sebagian besar keluarga. Selain padi, beberapa petani mungkin juga menanam palawija seperti jagung, kacang-kacangan, atau sayur-mayur pada musim-musim tertentu untuk diversifikasi produk dan pendapatan.
Di luar pertanian tanaman pangan, potensi ekonomi lainnya berada di sektor peternakan skala rumah tangga. Warga umumnya memelihara unggas seperti ayam dan bebek, serta ternak lain seperti kambing atau sapi sebagai tabungan hidup atau sumber pendapatan tambahan. Kehadiran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) seperti warung kelontong, kios makanan, atau jasa perbengkelan juga turut mewarnai aktivitas ekonomi desa, meskipun skalanya masih terbatas untuk melayani kebutuhan internal komunitas. Tantangan utama yang dihadapi sektor ekonomi desa ialah regenerasi petani, stabilitas harga gabah saat panen raya, serta akses terhadap teknologi pertanian modern untuk meningkatkan produktivitas.
Kehidupan Sosial dan Dinamika Kemasyarakatan
Kehidupan sosial di Desa Srengseng bercorak komunal dan agraris, di mana nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan masih dijunjung tinggi. Interaksi antarwarga terjalin erat, baik dalam kegiatan keagamaan, hajatan, maupun saat bekerja di sawah. Masjid dan musala tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial dan pendidikan keagamaan bagi anak-anak.
Sebuah peristiwa unik yang sempat menjadi sorotan media pada akhir tahun 2022 menunjukkan dinamika antara masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Saat itu, Desa Srengseng sempat didatangi oleh segerombolan monyet liar yang masuk ke area permukiman. Meskipun tidak menyerang, kehadiran hewan-hewan ini menimbulkan keresahan di kalangan warga. Kejadian ini direspons secara kolektif oleh warga bersama aparat dari Polsek Pagerbarang yang turun tangan membantu mengevakuasi hewan tersebut. Peristiwa ini menggambarkan bagaimana masyarakat desa mampu bekerja sama dalam menghadapi situasi tak terduga dan bagaimana interaksi dengan habitat satwa liar masih terjadi di wilayah peri-urban.
Di sektor pendidikan, fasilitas seperti sekolah dasar menjadi sarana vital untuk memastikan generasi penerus mendapatkan akses pendidikan formal. Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, terdapat fasilitas pendidikan dasar di desa ini yang melayani kebutuhan belajar anak-anak setempat. Keberadaan lembaga pendidikan ini menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di masa depan. Kegiatan-kegiatan pemuda melalui karang taruna dan pemberdayaan perempuan melalui kelompok PKK juga menjadi wadah ekspresi dan peningkatan kapasitas warga dalam berbagai bidang. Sebagai penutup, Desa Srengseng merupakan cerminan dari sebuah desa agraris yang terus berjuang dan beradaptasi di tengah perubahan zaman, mempertahankan identitasnya sebagai lumbung pangan sambil terus berupaya meningkatkan kesejahteraan warganya.